Minggu, 12 Oktober 2014

Membuncah

Akhir-akhir ini badan saya sering ngedrop dan kurang bersemangat. Ditambah dengan kepenatan terhadap rutinitas yang saya jalani. Gitu-gitu aja! Nggak berkembang.

Dulu, saya memang bercita-cita bekerja di sebuah instansi kesehatan dan alhamdulillah Tuhan memberikan jalan itu teramat indah dan mudah.

Sudah hampir 4 tahun saya menjalani sebuah rutinitas yang sama dan entah kenapa kepenatan ini akhir-akhir ini teramat sangat terasa. Rasa ini membuncah!

Beberapa waktu yang lalu, ibu bertanya kepada saya apakah saya tidak ingin melanjutkan kuliah lagi? Sontak saja saya kaget. Kenapa tiba-tiba ibu bertanya seperti itu. Usut punya usut ternyata beliau memikirkan jenjang karir saya.

Bagi saya sendiri, pekerjaan yang saya jalani sekarang memang cukup menarik hanya saja saya nampak tidak bisa berkembang, pekerjaan itu lagi itu lagi.

Saya sangat suka dengan hal-hal berbau seni dan kreasi. Tidak ada ukuran dalam sebuah seni. Apa yang dibuat bisa dinilai menjadi sebuah seni.

Saya cinta seni!

Kamera yang saya miliki sekarang adalah kamera yang saya beli dari gaji pertama saya. Ya, saya suka fotografi. Hanya saja saya tak punya banyak waktu untuk mengasah kemampuan saya di bidang tersebut.

Kini, saya juga sedang belajar membangun sebuah usaha fashion. Saya jualan jilbab. Ini adalah hobi saya lainnya. Saya selalu suka dengan orang-orang dengan penampilan menarik dan unik.

Menjadi wanita karir sekaligus merintis sebuah usaha ternyata teramat tidak mudah. Saya harus pintar membagi waktu saya antara bekerja dan mempersiapkan koleksi jilbab. Oh iya, saya membuat sendiri jilbab saya. Maksud dari membuat adalah saya memproduksi jilbab saya sendiri.

Bulan ini saya memutuskan untuk membuat label untuk jilbab saya. Mungkin ini nampak sepele tapi saya excited sekali. Rasanya senang bila produk kita dipakai oleh orang lain dan mereka menyukainya.

Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke sebuah lembaga kursus menjahit di Jogja. Saya ingin jadi seorang fashion designer dan keinginan itu hingga detik ini masih dalam angan-angan. Waktu jam kursus yang bentrok dengan jam kerjalah yang menjadi sebuah alasan.

Ingin rasanya kelak saya punya sebuah usaha, membesarkan anak-anak dan bisa bekerja sama dengan dia, teman hidup saya.

Ini adalah sebuah harapan, semoga Tuhan mengabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar