Minggu, 14 Desember 2014

Ten minutes

Cuaca Jogja tadi pagi cukup cerah, padahal akhir-akhir ini hampir setiap hari Jogja diguyur hujan.

Hari ini saya menepati janji untuk bertemu dengan kawan lama, teman ketika dulu duduk dibangku SMA.

Sebenarnya saya tidak begitu akrab dengan dia, bisa dibilang kami hanya sekedar tau satu sama lain.

Pertemuan tadi pagi berkaitan dengan usaha kecil-kecilan yang baru saya rintis. Teman saya tertarik untuk join dan memberikan penawaran kerja sama.

Senang juga akhirnya menemukan teman dengan hobby yang sama.

Sebenarnya tidak ada yang begitu mengesankan dari pertemuan tadi pagi hingga ada kejadian dimana saya berbincang-bincang dengan ibu teman saya dan pada obrolan 10 menit pertama beliau sudah melontarkan sebuah pertanyaan,"gimana kalo saya jodohkan dengan anak saya?"

Well, pertanyaan ibu teman saya tadi berhasil membuat saya kaget dan hanya bisa tersenyum.

Hari ini saya baru saja mengobrol dengan seorang ibu yang belum pernah saya temui dan disepuluh menit pertama sudah memberikan pertanyaan cukup "berbobot" bagi saya.

Saya semakin mencintai kegiatan yang baru saya rintis ini. Setidaknya, saya menjadi punya banyak relasi dengan orang lain, mengenal berbagai karakter, berbagi kebahagiaan, dsb.

Ingin rasanya bisa total mengurusi usaha ini, tantangan terberat saat ini adalah menjadi wanita karir sekaligus mengelola sebuah usaha.

Kegiatan ini sebenarnya juga sebagai pelampiasan saya terhadap rutinitas pekerjaan yang monoton dan memiliki stressor tinggi.

Dipenghujung akhir tahun 2014 ini saya berdoa semoga Tuhan memberikan rencana terbaik-Nya ditahun mendatang, tentang jalan hidup, tentang keluarga dan tentang pendamping hidup.

Saya ingin membahagiakan banyak orang :')

Minggu, 12 Oktober 2014

Membuncah

Akhir-akhir ini badan saya sering ngedrop dan kurang bersemangat. Ditambah dengan kepenatan terhadap rutinitas yang saya jalani. Gitu-gitu aja! Nggak berkembang.

Dulu, saya memang bercita-cita bekerja di sebuah instansi kesehatan dan alhamdulillah Tuhan memberikan jalan itu teramat indah dan mudah.

Sudah hampir 4 tahun saya menjalani sebuah rutinitas yang sama dan entah kenapa kepenatan ini akhir-akhir ini teramat sangat terasa. Rasa ini membuncah!

Beberapa waktu yang lalu, ibu bertanya kepada saya apakah saya tidak ingin melanjutkan kuliah lagi? Sontak saja saya kaget. Kenapa tiba-tiba ibu bertanya seperti itu. Usut punya usut ternyata beliau memikirkan jenjang karir saya.

Bagi saya sendiri, pekerjaan yang saya jalani sekarang memang cukup menarik hanya saja saya nampak tidak bisa berkembang, pekerjaan itu lagi itu lagi.

Saya sangat suka dengan hal-hal berbau seni dan kreasi. Tidak ada ukuran dalam sebuah seni. Apa yang dibuat bisa dinilai menjadi sebuah seni.

Saya cinta seni!

Kamera yang saya miliki sekarang adalah kamera yang saya beli dari gaji pertama saya. Ya, saya suka fotografi. Hanya saja saya tak punya banyak waktu untuk mengasah kemampuan saya di bidang tersebut.

Kini, saya juga sedang belajar membangun sebuah usaha fashion. Saya jualan jilbab. Ini adalah hobi saya lainnya. Saya selalu suka dengan orang-orang dengan penampilan menarik dan unik.

Menjadi wanita karir sekaligus merintis sebuah usaha ternyata teramat tidak mudah. Saya harus pintar membagi waktu saya antara bekerja dan mempersiapkan koleksi jilbab. Oh iya, saya membuat sendiri jilbab saya. Maksud dari membuat adalah saya memproduksi jilbab saya sendiri.

Bulan ini saya memutuskan untuk membuat label untuk jilbab saya. Mungkin ini nampak sepele tapi saya excited sekali. Rasanya senang bila produk kita dipakai oleh orang lain dan mereka menyukainya.

Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke sebuah lembaga kursus menjahit di Jogja. Saya ingin jadi seorang fashion designer dan keinginan itu hingga detik ini masih dalam angan-angan. Waktu jam kursus yang bentrok dengan jam kerjalah yang menjadi sebuah alasan.

Ingin rasanya kelak saya punya sebuah usaha, membesarkan anak-anak dan bisa bekerja sama dengan dia, teman hidup saya.

Ini adalah sebuah harapan, semoga Tuhan mengabulkan.

Minggu, 14 September 2014

Teruntuk Kenangan

Orang bilang pengalaman akan mendewasakan, pengalaman itu akan jadi sebuah kenangan.

Saya tak tau harus memulai tulisan ini dari mana. Kejadian akan masa lalu bisa membuat kenangan indah ataupun sebaliknya.

Dia yang selama ini jarang saya hubungi. Lalu kini kita mulai berkomunikasi lagi, menceritakan kejadian masa lalu, tentang sebuah kekonyolan-kekonyolan dan kejadian-kejadian yang selama ini disimpan karena terlalu pahit untuk dikenang.

Sorot matanya saat membicarakan kenangan pahit nampak jelas bahwa kejadian itu sebenarnya tak mudah untuk dilewatinya.

Dulu, saya memutuskan pergi karena....
Entah...
Saya terlalu egois.

Tak semua orang bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya dan ketika dia benar-benar terpuruk saya pun tak ada.

Ketika ada seseorang yang dekat dengan dirinya, diri ini tak mampu berbuat apa-apa. Dia yang sudah memiliki seorang yang bisa mengurangi bebannya.

Sedangkan saya?
Mungkin bisa dibilang egois karena memikirkan diri sendiri.

Ingin rasanya mengulang masa lalu untuk membenahi semua yang telah terjadi.