Entah sejak kapan dia mulai jatuh cinta,
yang jelas perasaan seperti ini pernah dirasakannya beberapa tahun silam, sebelum
getir yang telah hinggap untuk waktu yang agak lama hingga saat ini.
Awalnya terasa biasa, tidak ada yang spesial.
Berawal dari sebuah pertemuan, rasa itu
hadir tanpa permisi. Laki-laki yang ditemuinya telah memikat dirinya.
Sebenarnya dia ragu apakah dia benar-benar telah jatuh cinta.
Satu hari, dua hari, tiga hari bahkan
sudah lebih dari seminggu perasaan itu berhasil membuat pikiran dan
perhatiannya tersita. Ya, waktunya habis hanya untuk memikirkan dan merenungi hal yang tak pernah disangka-sangka.
Memikirkannya membuat hatinya semakin
tidak karuan. Sekacau kamarnya saat ini. Tidak rapi, semrawut. Dia merasa
benar-benar telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Bukan karena fisiknya
tapi karena keceriaannya, cara dia berbicara, pola pikirnya dan beberapa
kesamaan yang melekat pada dirinya.
“Melihat dirinya seperti melihat diriku
sendiri”, batinnya dalam hati.
Disergap perasaan seperti itu sungguh
tidak enak, dirasa tanpa bisa berkata. Pada akhirnya dia putuskan untuk
mengendalikan perasaannya. Nyatanya mengendalikan perasaan itu membutuhkan
perjuangan yang tidak gampang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berdoa
adalah salah satu hal yang bisa terus menguatkannya, menguatkan dirinya untuk
membendung perasaan atau mungkin memendamnya dalam-dalam. Sungguh sebenarnya teramat
menyakitkan.
Tentang rasa dia berjanji. Berjanji untuk
selalu tau diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar