Senin, 26 Desember 2011

Orang Indonesia yang KURANG MENCINTAI produk Indonesia

Hei apa kabar teman? Kayaknya udah lama nih gak nengokin blog ini. Gak bikin tulisan baru. Gak bikin tulisan itu bukan berarti lagi males nulis yaa. ENGGAK! Enggak salah. *loooh

Sebenernya gue jarang nulis itu lebih dikarenakan sulitnya gue buat ngedapetin mood buat nulis padahal bahan tulisan udah ada di otak. Enggak tau kenapa akhir-akhir ini bisa kayak gini.

Gue udah pernah nyoba buat nulis disaat mood nulis gue pas-pasan. Dan menurut gue, hasil tulisan gue tersebut kurang maksimal. Bahasanya kacau.*emang sebelum-sebelumnya udah bener? :p. Paling kalau dinilai Bapak atau Ibu Guru Bahasa Indonesia tulisan gue  dapet nilai 6. Mentok 6,5 hueeheeehe.

Malam ini gue akan berbagi peristiwa yang gue alami tadi sore. Tulisan ini gue buat sebagai bentuk keprihatinan gue terhadap kondisi masyarakat saat ini. Semoga temen-temen bisa menemukan sesuatu yang dapat temen-temen ambil sendiri dari peristiwa ini.
Selamat membaca :)

Tadi sore gue belanja di sebuah toko deket rumah. Awalnya gue belanja di toko tersebut nyari “sesuatu” buat kado temen tapi gak tau kenapa pada akhirnya gue malah membeli beberapa barang yang gak masuk dalam daftar rencana pembelian barang.

Saat dikasir, saat gue nunggu mbak kasirnya ngitung total biaya belanjaan gue, gue ngedengerin percakapan seorang ibu dengan mbak-mbak penjaga toko tersebut. Berdasarkan penglihatan gue, mereka cukup akrab.

Awalnya percakapan mereka biasa-biasa saja tapi setelah gue cermati dengan seksama, percakapan mereka jadi luar biasa dan berhasil membuat gue jadi berpikir, merenung dan akhirnya membuat tulisan ini ketika si ibu dengan bangga mengungkapkan kebanggaannya menggunakan produk-produk bermerk. Gue sih gak masalah si ibu menceritakan kebanggaannya memakai produk-produk bermerk, sah-sah aja, hak masing-masing individu untuk memilih dan menggunakan apa yang akan dipakai hanya saja yang bikin gue geleng-geleng kepala adalah alasan si ibu lebih memilih produk bermerk yang biasanya didominasi oleh produk buatan luar negeri karena si ibu ingin terlihat “wah” dihadapan orang lain, tidak ingin dianggap orang yang biasa-biasa saja. Pendek kata makin bermerk barang yang digunakan makin tinggi orang memandang.

GUE PRIHATIN.

Gue kecewa dengan pemikiran dangkal semacam itu.

Gambaran kehidupan masyarakat sekarang nampaknya memang begitu adanya. Coba amati deh yang kebanyakan orang gunakan sekarang:
Jalan-jalan naik kendaraan buatan Jepang, pakaian yang dikenakan buatan Italia, tas buatan Inggris, telpon genggam buatan Canada, sandal buatan Paris. Seperti itulah gambaran kaum borjuis.

Sebenernya produk-produk Indonesia itu bagus. Kalau menurut gue produk-produk Indonesia banyak yang unik. Memang sih untuk jenis barang tertentu seperti barang-barang elektronik ataupun kendaraan bermotor, buatan luar negeri lebih berkualitas dibanding buatan Indonesia. Gue pribadi mengakui keunggulan negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Jerman dan negara maju lainnya sebagai produsen produk-produk dengan sentuhan teknologi tinggi untuk saat ini.

Ketika sekarang temen-temen dihadapkan dengan pilihan untuk memilih telpon genggam buatan Jepang atau buatan Indonesia dan temen-temen lebih memilih buatan Jepang, gue pribadi bisa memakluminya.
Bangsa Indonesia masih harus banyak belajar dari negara-negara maju dan gue yakin suatu hari nanti Bangsa Indonesia bisa membuat produk-produk yang jauh lebih unggul dari apa yang mereka buat sekarang.

Seandainya temen-temen dihadapkan dengan pilihan lain misal memilih sandal buatan Paris atau buatan Indonesia dan temen-temen lebih memilih sandal buatan Paris mungkin gue bisa jadi akan geleng-geleng kepala.

Be aware meeeeenn!

Mungkin temen-temen perlu meningkatkan kesadaran temen-temen terhadap keadaan sekitar kalau di daerah temen-temen itu ada produk lokal yang kualitasnya gak kalah bagus dengan produk buatan luar.

Gue kasih contoh di diri gue yaa.*gak bermaksud sombong

Gue adalah orang yang tidak terlalu memikirkan sebuah merk pada suatu barang. Gue lebih seneng pake sandal lima belas ribuan yang gue beli di jalanan Malioboro dibandingin sandal yang harganya ratusan ribu di sebuah toko di jalan Malioboro. Kenyamanan adalah hal utama buat gue. Gue juga tipikal orang yang cuek dengan pendapat orang tentang penampilan gue. Sekali lagi, kenyamanaan is number one. Kalau sandal lima belas ribuan sudah terasa nyaman di kaki (plus nyaman di hati) kenapa harus memilih sandal yang harganya ratusan ribu :))

Nah…
Ketika temen-temen hampir selesai membaca tulisan ini, semoga didalam hati terdalam temen-temen sudah terbit niat untuk lebih mendukung dan mencintai produk-produk dalam negeri.

Kita membeli dan kita mensejahterakan bangsa sendiri.


                                                      100% INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar